tag:blogger.com,1999:blog-2148593118453241642024-03-13T23:16:56.842-07:00BRIMOBkristiyono_sakra2http://www.blogger.com/profile/02977819303720813763noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-214859311845324164.post-36185177643406648412013-04-03T01:09:00.001-07:002013-04-03T01:10:12.234-07:00Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit (korps) tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps ini dikenal sebagai Korps Baret Biru.
Brimob termasuk satuan elit dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob juga juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian.
Daftar isi
1 Sejarah
1.1 Beralih menjadi Mobrig
1.2 Menghadapi gerakan separatis
1.3 Berganti nama menjadi Brimob
2 Brimob dalam peristiwa
2.1 Pendaratan di Irian Barat
2.2 Peristiwa G-30-S
2.3 Timor Timur
2.4 Peristiwa Binjai
3 Pelopor
4 Gegana
5 Sat Brimob Daerah
6 Pranala luar
Sejarah
Brimob pertama-tama terbentuk dengan nama Pasukan Polisi Istimewa. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala negara, dan mempertahankan ibukota. Brimob turut berjuang dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Di bawah pimpinan Inspektur Polisi I Moehammad Jasin, Pasukan Polisi Istimewa ini memelopori pecahnya pertempuran 10 November melawan Tentara Sekutu brimob merupakan kesatuan paling pertama di Indonesia, pada masa penjajahan Jepang Brimob dikenal dengan sebutan Tokubetsu Keisatsutai. Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan dari Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno yaitu Sakanti YanoUtama
Beralih menjadi Mobrig
Pada 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru. Pembentukan Mobrig ini dimaksudkan Sjahrir sebagai perangkat politik untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung terhadap kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer. Di kemudian hari korps ini menjadi rebutan antara pihak polisi dan militer.
Menghadapi gerakan separatis
Pada 1 Agustus 1947, Mobrig dijadikan satuan militer. Dalam kapasitasnya ini, Mobrig terlibat dalam mwenghadapi berbagai gejolak di dalam negeri. Pada tahun 1948, di bawah pimpinan Moehammad Jasin dan Inspektur Polisi II Imam Bachri bersama pasukan TNI berhasil menumpas pelaku Peristiwa Madiun di Madiun dan Blitar Selatan dalam Operasi Trisula. Mobrig juga dikerahkan dalam menghadapi gerakan separatis DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo dan di Sulawesi Selatan dan Aceh yang dipimpin oleh Kahar Muzakar dan Daud Beureueh. Pada awal tahun 1950 pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Kapten Raymond Westerling menyerbu kota Bandung. Untuk menghadapinya, empat kompi Mobrig dikirim untuk menumpasnya.
Mobrig bersama pasukan TNI juga dikerahkan pada April 1950 ketika Andi Azis beserta pengikutnya dinyatakan sebagai pemberontak di Sulawesi Selatan. Kemudian ketika Dr. Soumokil memproklamirkan berdirinya RMS pada 23 April 1950, kompi-kompi tempur Mobrig kembali ditugasi menumpasnya.
Pada tahun 1953, Mobrig juga dikerahkan di Kalimantan Selatan untuk memadamkan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Ketika Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) diumumkan pada 15 Februari 1958 dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai tokohnya, pemerintah pusat menggelar Operasi Tegas, Operasi Saptamarga dan Operasi 17 Agustus dengan mengerahkan Mobrig dan melalui pasukan-pasukan tempurnya yang lain. Batalyon Mobrig bersama pasukan-pasukan TNI berhasil mengatasi gerakan koreksi PRRI di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Timur, Riau dan Bengkulu.
Dalam Operasi Mena pada 11 Maret 1958 beberapa kompi tempur Mobrig melakukan serangan ke kubu-kubu pertahanan Permesta di Sulawesi Tengah dan Maluku.
Berganti nama menjadi Brimob
Brimob - Unit Penyergap Bermotor
Pada 14 November 1961 bersamaan dengan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, satuan Mobrig berubah menjadi Korps Brigade Mobil (Korps Brimob).
Brimob pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti Konfrontasi dengan Malaysia tahun 1963 dan aneksasi Timor Timur tahun 1975. Brimob sampai sekarang ini kira-kira berkekuatan 30.000 personel, ditempatkan di bawah kewenangan Kepolisian Daerah masing-masing provinsi.
Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi militer para yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan militer. Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel. Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps elite untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan peledak dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat. Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik, dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa. Semenjak huru-hara yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus.Dan terus menerus melakukan pembaharuan dalam bidang materi pelaksanaan Pasukan Huru-Hara(PHH).
Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara. Dan juga sekarang sudah melakukan pelatiahan SAR(Search And Rescue)
Brimob dalam peristiwa
Pendaratan di Irian Barat
Korps Brimob Polri mempesiapkan sejumlah Resimen Tim Pertempuran (RTP)di pulau-pulau di Provinsi Maluku yang terdekat dengan Irian Barat sebagai respon atas perintah Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Perintah Bung Karno itu dikenal sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora). Dalam operasi ini Korps Brimob bergabung dalam Komando Mandala pimpinan Mayjen Soeharto. Satu tim Brimob pimpinan Hudaya Sumarya berhasil mendarat di Fak-Fak Irian Barat menggunakan sebuah speedboat. Dari Fak-Fak pasukan ini menusuk masuk ke pedalaman Irian Barat untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Pada masa olah Yudha sebelum pendaratan di Papua, Brimob sempat dimasukkan kedalam daftar unit untuk operasi Naga, tetapi kemudian di batalkan mengingat terbatasnya kualitas Parasut yang dimiliki anggota Brimob saat itu. Operasi Naga akhirnya dilakukan oleh RPKAD dibawah komando Jend (purn) Benny Moerdani yang kemudian mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno.
Peristiwa G-30-S
Pada hari-hari setelah peristiwa G-30-S, Brimob tetap netral. Hal ini membingungkan banyak pihak, karena pada September 1965 Brimob adalah unsur yang sangat dekat dengan Amerika. Karena sikap ini, sebagian pengamat menganggap Brimob sebagai unsur yang setia kepada Presiden Soekarno.
Timor Timur
Pada pembebasan Timor Timur tahun 1975 Brimob membentuk satu detasemen khusus untuk bergabung dalam Operasi Seroja, bergabungan dengan pasukan ABRI lainnya. Detesemen khusus ini diberinama Detasemen Khusus (Densus) Alap-alap. Personil Densus Alap-alap terdiri dari mantan anggota Menpor (Resimen Pelopor). Resimen Pelopor merupakan kesatuan khusus Brimob, yang berkualifikasi Ranger. Resimen ini dibubarkan tahun 1974 setelah ikut malang melintang dalam beberapa operasi pertempuran, di antaranya dalam Operasi Trikora di Irian Barat dan Dwikora atau Ganyang Malaysia.
Densus Alap-alap bertugas sebagai pasukan pembantu (supporting) untuk memperkuat posisi yang direbut oleh pasukan ujung tombak yaitu RPKAD. Densus Alap-alap ini dibagi dalam tim-tim kecil yang merupakan tim gabungan TNI/Polri.
Peristiwa Binjai
Semenjak Polri dipisahkan dari Tentara Nasional Indonesia, peristiwa bentrok antara Polri dan TNI (terutama TNI-AD) kerap terjadi. Satu peristiwa bentrok TNI-AD dan Polri dalam hal ini Brimob adalah peristiwa Binjai pada tanggal 30 September 2002. Insiden ini melibatkan unit infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia dengan korps Brimob Polda Sumut yang sama-sama bermarkas di Binjai. Banyak pihak merasa kejadian bentrok TNI-POLRI adalah manifestasi politik adu domba yang dilakukan pihak asing untuk memperlemah kesatuan dan persatuan lembaga kepemerintahan RI. Melihat gelagat tersebut, Bapak Jenderal Polisi Soetanto telah mengusulkan kemungkinan penyatuan kembali matrikulasi akademi militer dan kepolisian. Hal ini diharapkan agar dapat meningkatkan persaudaraan dan kohesifnes daripada undur aset unsur bersenjata NKRI.
Dalam insiden dini hari tersebut pertama hanya dipicu oleh keributan kecil antara oknum prajurit unit Linud 100/PS dengan oknum kesatuan Polres Langkat. Namun kemudian, insiden pecah menjadi bentrok senjata antara Polres Langkat ditambah Brimob melawan Linud 100/PS.
Pelopor
Keuntungan utama membentuk pasukan khusus pada masa konflik adalah pasukan bisa langsung diuji coba di medan pertempuran sebenarnya. Pasukan Brimob Rangers ini menjalani test mission di kawasan Cibeber, Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut Jawa Barat pada tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya teruji dalam test mission ini. Namun demikian, dalam test mission ini akhirnya ada juga anggota Rangers yang tidak siap mental dalam bertempur dan mereka akhirnya harus keluar dari pasukan.
Penugasan resmi operasi militer Brimob Rangers adalah dalam Gerakan Operasi Militer IV di kawasan Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Dalam GOM IV ini pasukan Brimob Rangers menjadi bagian dari Batalyon Infanteri Bangka-Belitung pimpinan Letkol (Inf) Dani Effendi. Penugasan ke Sumatera ini dalam supervisi langsung dari Letjen Ahmad Yani. Pasukan Rangers mempunyai tugas khusus menangkap sisa-sisa pasukan PRRI yang masih bergerilya di hutan Sumatera pimpinan Mayor Malik.
Pasukan Brimob Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi Pelopor pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964. Pada masa ini pasukan Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan unit elite SAS dari Inggris.
Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu itu adalah Resimen Pelopor (Menpor) dengan markas di Kelapa Dua Cimanggis. Pada saat persiapan Operasi Seroja tahun 1975, pasukan ini dimobilisasi dan dimasukkan dalam pasukan khusus Detasemen Khusus Alap-alap. Namun, karena sebagian besar anggota Menpor yang masuk dalam Densus Alap-alap sudah bertugas sebagai polisi umum dan tidak pernah lagi berlatih sebagai pasukan komando, maka insting pasukan komando mereka jauh berkurang. Akibatnya banyak anggota Menpor yang gugur dalam pertempuran di Timor-Timur saat Operasi Seroja. Sayangnya pada masa inilah pasukan ini dikenang, sehingga kejayaan mereka saat menumpas DI/TII dan PRRI-Permesta, serta penyusupan ke Papua dan Malaysia seolah hilang sama sekali. Oleh karena itu, Brimob Ranger/Resimen Pelopor seolah terlupakan dari sejarah militer Indonesia. Padahal salah satu mantan Komandan Resimen Pelopor adalah Kapolri yang populer yaitu almarhum Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo.
Gegana
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gegana
Personel Gegana Brimob bersenapan serbu Steyr AUG dalam latih tempur CQB.
Gegana adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini mulai ada sejak tahun 1976, meski ketika itu baru berupa detasemen. Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang berubah nama Sat I Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi teror, SAR dan jihandak (penjinakan bahan peledak).
Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Gegana tidak memiliki Batalyon atau pun Kompi. Kesatuan yang lebih kecil dari resimen adalah detasemen. Setelah itu subden dan yang paling kecil adalah unit. Satu unit biasanya terdiri dari 10 orang. Satu subden 40 orang, dan satu detasemen beranggotakan 280-an orang.
Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari sepuluh personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang memiliki kemampuan khusus. Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan khusus yang lebih tinggi di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan dua lagi ahli teror. Kedua orang itu disebut operator satu dan operator dua. Yang lainnya mendukung.
Misalnya untuk teror: operatornya harus memiliki keahlian menembak jitu, harus memiliki kemampuan negosiasi, ahli dalam penggebrekan dan penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi Gegana pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan menyeretnya ke pengadilan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang mengancam jiwa orang yang diteror, barulah terpaksa ada penembakan. Sementara untuk SAR, dituntut memiliki kemampuan dasar seperti menyelam, repling, jumping, menembak, juga P3K.
Demikian pula, operator jihandak harus memiliki keahlian khusus di bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan terhadap bom. Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk menangani setiap jenis bom, termasuk waktu yang dibutuhkan. Kepada anggota Gegana jenis-jenis bom tersebut dan cara-cara menjinakkannya, termasuk risiko-risikonya, sudah dijelaskan.
Gegana baru punya tiga kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal) yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Padahal seharusnya, setiap unit memiliki satu kendaraan taktis. Selain di Gegana, kendaraan EOD masing-masing satu unit ada di Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jadi se-Indonesia baru ada enam unit.
Dengan merosotnya pamor Amerika Serikat di dunia, pemerintah Amerika berupaya untuk menggalang dukungan politis dari berbagai negara Asia. Salah satu cara Amerika Serikat mencari dukungan ke Indonesia adalah dengan kerjasama anti terror yang meningkat antara kedua belah pihak. Dapat dilihat di periode 2003-2008, teknik dan takti dari Densus-88 semakin mirip dengan teknik dan taktik FBI HRT (Hostage rescue team)Selain itu peralatan yg digunakan oleh Densus-88 juga sama dengan pasukan FBI. Contoh peralatan yang sama adalah senapan serbu AR-15 dengan M-68 sight optik dan kolapsible stock (tipe CQB) Ladder entry teknik, kevlar helmet dll. Sampai saat ini Densus-88 berkonsentrasi untuk pengejaran dan penangkapan terroris yang relatif berkemampuan tempur rendah, sementara pertempuran spesial seperti Pembajakan pesawat dan pembebasan presiden dari penyanderaan masih ditangani oleh unsur TNI. Adapun topik pemberantasan teroris di Indonesia telah menjadi salah satu topik pembicaraan hangat di Trunojoyo III dan Cilangkap mengenai pembagian tugas di dalam pelaksanaan counter terror. POLRI memang telah mendapatkan mandat UU untuk memerangin teror di dalam negeri, tetapi para banyak kalangan merasa POLRI belum dapat beroperasi secara independent untuk memerangi teroris tanpa bantuan unsur luar (FBI dan Australian Federal Police) sehingga para pengamat merasa sangat lebih baik bila POLRI bergabung bersama TNI daripada menerima bantuan dari pihak luar. Sementara itu para pengamat juga merasa bahwa pihak luar melakukan "quota" dari segi ilmu yang dibagi kepada Densus-88, salah satu cntoh adalah ditolaknya program pengembangan penembak runduk/jitu Brimob oleh markas FBI di Washington DC dengan alasan bahwa ilmu penembak jitu jarak jauh dapat di aplikasikan sebagai alat pelanggar hak asasi manusia (Opressive force)
Komando tertinggi setiap operasi Gegana langsung berada di bawah Kapolri yang dilaksanakan oleh Asop Kapolri.
Sat Brimob Daerah
Sat Brimob Polda Aceh
Sat Brimob Polda Sumatera Utara
Sat Brimob Polda Riau
Sat Brimob Polda Kepulauan Riau
Sat Brimob Polda Sumtera Barat
Sat Brimob Polda Jambi
Sat Brimob Polda Bengkulu
Sat Brimob Polda Sumatera Selatan
Sat Brimob Polda Lampung
Sat Brimob Polda Metro
Sat Brimob Polda Jawa Barat
Sat Brimob Polda Banten
Sat Brimob Polda Jawa Tengah
Sat Brimob Polda Daerah Istimewa Yogyakarta
Sat Brimob Polda Jawa Timur
Sat Brimob Polda Bali
Sat Brimob Polda Nusa Tenggara Barat
Sat Brimob Polda Nusa Tengggara imurT
Sat Brimob Polda Kalimantan Barat
Sat Brimob Polda Kalimantan Tengah
Sat Brimob Polda Kalimantan Selatan
Sat Brimob Polda Kalimantan Timur
Sat Brimob Polda Sulawesi Utara
Sat Brimob Polda Gorontalo
Sat Brimob Polda Sulawesi Tengah
Sat Brimob Polda Sulawesi Tenggara
Sat Brimob Polda Sulawesi Selatan-Barat
Sat Brimob Polda Maluku
Sat Brimob Polda Maluku Utara
Sat Brimob Polda Papua
Sat Brimob Bangka Belitung
Pranala luar
(Indonesia) 51 Tahun Si Baret Biru
(Inggris) February 1962 – Summer 1963: In to Action
[sembunyikan]
l
b
s
Bendera Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia Lambang Polri.png
Mabes Polri
Pelaksana Tugas Pokok
Baintelkam
Bareskrim
Baharkam
Korbrimob
Korlantas
Densus 88 AT
Divisi
Divpropam
Divkum
Divhumas
Divhubinter
Div IT Pol
Pendidikan
Lemdikpol
Akpol
Sespim
STIK
Kepolisian Daerah
Sumatera
Polda Aceh
Polda Sumut
Polda Sumbar
Polda Jambi
Polda Riau
Polda Kepri
Polda Babel
Polda Sumsel
Polda Bengkulu
Polda Lampung
Jawa
Polda Banten
Polda Metro Jaya
Polda Jabar
Polda Jateng
Polda DIY
Polda Jatim
Kalimantan
Polda Kalbar
Polda Kalteng
Polda Kaltim
Polda Kalsel
Sulawesi
Polda Sulut
Polda Gorontalo
Polda Sulteng
Polda Sultra
Polda Sulsel
Bali dan Nusa Tenggara
Polda Bali
Polda NTB
Polda NTT
Maluku
Polda Maluku
Polda Maluku Utara
Papua
Polda Papua
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Lambang Polri.png Artikel bertopik POLRI ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Kategori:
Satuan Polrikristiyono_sakra2http://www.blogger.com/profile/02977819303720813763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-214859311845324164.post-76129141700199578462013-04-01T04:31:00.001-07:002013-04-01T05:03:38.394-07:00kristiyono_sakra2http://www.blogger.com/profile/02977819303720813763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-214859311845324164.post-43947753076656173102013-03-20T19:30:00.000-07:002013-04-01T05:03:38.392-07:00kristiyono_sakra2http://www.blogger.com/profile/02977819303720813763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-214859311845324164.post-74587851160458229602013-03-05T21:43:00.003-08:002013-03-20T19:36:33.001-07:00KISAH SATUAN PELOPOR BRIMOB -PERISTIWA PENARIK, MUKO-MUKO, PERTENGAHAN TAHUN 1960
“Hasil wawancara dengan mantan anggota Kompi A Brimob Rangers. Mei 2008″
Brimob di Aceh
Peristiwa pertempuran antara dua peleton pasukan dari Kompi A Brimob Rangers pimpinan Aiptu Ketut Wahadi dengan satu batalyon pemberontak PRRI/Permesta. Seperti kita ketahui, tahun 1958 muncul pemberontakan PRRI/Permesta dengan pusat di Pekanbaru dan Padang yang dimotori oleh beberapa perwira menengah Angkatan Darat di Sumatera. Inti dari pemberontakan ini adalah ketidakpuasan dengan kebijakan pemerintah pusat di Jakarta. Pemberontakan dalam skala besar sudah berhasil ditumpas dengan operasi Tegas dan Operasi 17 Agustus. Pada akhir tahun 1958, semua kota besar di Sumatera, baik Pekanbaru dan Padang sudah kembali ke pangkuan RI, selain itu banyak dari pasukan pemberontak yang menyerah. Namun demikian, sampai dengan tahun 1961 banyak sisa pasukan pemberontak PRRI. Salah satunya batalyon yang dipimpin Letkol Nawawi yang bergerilya di hutan pedalaman Sumatera. Batalyon ini dipersenjatai dengan senjata-senjata bantuan dari Amerika Serikat pada awal 1958. Para prajurit Infanteri Sumatera ini semuanya memegang senjata M1 Garrand, M1 Karabin (Jungle Lipat), senjata otomotatis Thompson, senjata berat mortir 60 mm dan 80 mm. 2 peleton Kompi A Brimob Rangers didaratkan di kawasan pantai Ipoh pada bulan Mei 1960 dengan kapal pendarat milik Polairud dengan kode lambung 801. Seperti standar pendaratan operasi ampibi, pendaratan diawali dengan tembakan senapan mesin 12,7 dari kapal pendarat untuk memastikan tidak ada pemberontak yang menguasai pantai. Setelah penembakan dilakukan, baru satu kompi pasukan Brimob Rangers mendarat dengan aman. Kompi A Brimob Rangers ini dikirim ke Sumatera untuk memback up Brimob Bengkulu yang beberapa minggu sebelumnya di bantai oleh batalyon Nawawi. Satu batalyon Brimob Bengkulu ini mengalami jumlah korban yang sangat besar karena serangan mendadak (raid) dari pemberontak PRRI. Markas Brimob Bengkulu ini sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah dan di dalam markas hanya tinggal tersisa beberapa anggota yang selamat dari serangan dadakan tersebut. Pasca pendaratan 2 kompi Brimob Rangers melakukan konsolidasi di pantai dan langsung mengejar gerombolan pemberontak yang berlokasi di kecamatan Ipoh. Mereka kemudian bergabung dengan satu batalyon TNI AD dari Pekanbaru dibawah komando Letkol Dani Effendi. Oleh Danyon Letkol Dani Effendi, Brimob Rangers difungsikan sebagai peleton pengintai dengan jarak 5 kilometer di depan Batalyon Infanteri. Masuk perbatasan Sumatera Selatan, peleton 1 bertemu dengan kompi terakhir Batalyon Ahmad Lubis, dan terjadi kontak senjata pertama. Anehnya, posisi peleton 1 justru mengejar satu kompi pemberontak. Pada saat hari menjelang malam, ada teriakan dari pasukan pemberontak “Istirahat makan….!!!”. Sangat aneh, pada saat kontak senjata seru, musuh menyerukan untuk istirahat dulu. Permintaan ini dituruti oleh Danton 1 Brimob Rangers karena kedua pasukan dihalangi sungai sehingga kesulitan untuk menyeberang, selain itu pasukan butuh istirahat setelah hampir beberapa hari bergerak sambil terus melakukan kontak senjata. Pada akhirnya, peleton 1 sampai di daerah Penarik, Muko-Muko (saat ini menjadi daerah transmigran). Pada jam 17.00, Agen Polisi Ristoyo mendengar kokok ayam jantan ditengah hutan. Hal ini aneh karena biasanya yang terdengar adalah ayam hutan. Setelah melapor pada danton, dua prajurit Rangers dari peleton 1 merayap menuju arah suara tersebut, ternyata Kompi staf batalyon dan beberapa kompi lain dari pemberontak sedang beristirahat. Musuh yang beristirahat diperkirakan berjumlah 300 orang, mereka sedang menunggu giliran menyeberang sungai. Peleton 1 segera mengambil posisi menyerang. Pada saat itu (tahun 1960) Brimob Rangers menggunakan senjata M1 karabin (jungle riffle), sub-machine gun Carl Gustav dan bren MK3. Persenjataan dan posisi pasukan dipersiapkan oleh Danton sebaik mungkin. Kemudian, danton memberikan komando,tembak….!!!maka desing peluru dari senapan anggota peleton 1 berhamburan. Pada tembakan magasin pertama, mereka masih membidik dengan baik sesuai dengan teori. Namun pada magasin kedua dan selanjutnya penembakan reaksi lebih banyak dilakukan, karena pertempuran terjadi pada jarak dekat, selain itu hari sudah malam sehingga posisi musuh hanya bisa diketahui dari bunyi tembakan balasan mereka. Pada awal posisi pertempuran, jarak antara pasukan musuh dengan peleton 1 Brimob Rangers sekitar 300 meter, namun yang terjadi kemudian adalah pertempuran jarak dekat. Jarak antara pasukan Brimob Rangers dan musuh hanya sekitar 5-6 meter. Pertempuran yang terjadi tanpa ada garis pertahanan. Balasan dari musuh dengan berbagai senjata ringan sangat hebat, namun tampaknya mental bertempur mereka sudah jatuh karena banyak perwira yang tewas. Akhirnya setelah 1,5 jam, pertempuran usai dan musuh mundur. Peleton 1 tidak mengejar karena anggota pasukan kelelahan. Setelah mengatur giliran jaga, anggota peleton 1 tidur di lokasi yang sebelumnya menjadi medan pertempuran. Pagi harinya, anggota peleton 1 menghitung jumlah korban dan senjata yang ditinggalkan. Ada sekitar 60 mayat pasukan musuh dan ada sekitar 10 perwira yang tewas. Senjata yang ditinggalkan adalah puluhan M1 Garrand (pada awal 60-an senjata ini dianggap sangat canggih), mortir dan bazooka. Para anggota peleton 1 Brimob Rangers lega, karena musuh tidak sempat menggunakan senjata-senjata tersebut. Jika senjata itu digunakan ceritanya bisa lain. Agen Polisi Kartimin, terkaget-kaget karena tempat yang ditidurinya semalam dekat dengan mayat pemberontak. Dalam pertempuran ini tidak ada satu pun prajurit Brimob Rangers yang menjadi korban.<a href="http://1.bp.blogspot.com/-YELcxIZkQCw/UUpxi3RzyjI/AAAAAAAAACg/xw9FzDOpd_g/s1600/Padang+Rumput-.jpg" imageanchor="1" ><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-YELcxIZkQCw/UUpxi3RzyjI/AAAAAAAAACg/xw9FzDOpd_g/s320/Padang+Rumput-.jpg" /></a>kristiyono_sakra2http://www.blogger.com/profile/02977819303720813763noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-214859311845324164.post-15355771727186934972013-03-05T21:24:00.000-08:002013-03-05T21:27:04.170-08:00KRISTIYONOBrimob pertama-tama terbentuk dengan nama <i>Pasukan Polisi Istimewa</i>. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a>, melindungi kepala negara, dan mempertahankan ibukota. Brimob turut berjuang dalam pertempuran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/10_November" title="10 November">10 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945" title="1945">1945</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surabaya" title="Surabaya">Surabaya</a>. Di bawah pimpinan Inspektur Polisi I <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moehammad_Jasin&action=edit&redlink=1" title="Moehammad Jasin (halaman belum tersedia)">Moehammad Jasin</a>, Pasukan Polisi Istimewa ini memelopori pecahnya pertempuran 10 November melawan Tentara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sekutu" title="Sekutu">Sekutu</a>
brimob merupakan kesatuan paling pertama di Indonesia, pada masa
penjajahan Jepang Brimob dikenal dengan sebutan Tokubetsu Keisatsutai.
Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan dari Presiden pertama
Republik Indonesia Ir. Soekarno yaitu <b>Sakanti YanoUtama</b><br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Beralih_menjadi_Mobrig">Beralih menjadi Mobrig</span></h3>
Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/14_November" title="14 November">14 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1946" title="1946">1946</a> Perdana Menteri <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sutan_Sjahrir" title="Sutan Sjahrir">Sutan Sjahrir</a> membentuk <b>Mobile Brigade</b> (Mobrig) sebagai ganti <i>Pasukan Polisi Istimewa</i>.
Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru. Pembentukan
Mobrig ini dimaksudkan Sjahrir sebagai perangkat politik untuk
menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung terhadap
kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer. Di kemudian hari korps ini
menjadi rebutan antara pihak polisi dan militer.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Menghadapi_gerakan_separatis">Menghadapi gerakan separatis</span></h3>
Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Agustus" title="1 Agustus">1 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1947" title="1947">1947</a>,
Mobrig dijadikan satuan militer. Dalam kapasitasnya ini, Mobrig
terlibat dalam mwenghadapi berbagai gejolak di dalam negeri. Pada tahun
1948, di bawah pimpinan Moehammad Jasin dan Inspektur Polisi II <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imam_Bachri&action=edit&redlink=1" title="Imam Bachri (halaman belum tersedia)">Imam Bachri</a> bersama pasukan TNI berhasil menumpas pelaku <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Madiun" title="Peristiwa Madiun">Peristiwa Madiun</a> di Madiun dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Blitar_Selatan&action=edit&redlink=1" title="Blitar Selatan (halaman belum tersedia)">Blitar Selatan</a> dalam Operasi Trisula. Mobrig juga dikerahkan dalam menghadapi gerakan separatis <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/DI/TII" title="DI/TII">DI/TII</a> di Jawa Barat yang dipimpin oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/S.M._Kartosuwiryo" title="S.M. Kartosuwiryo">S.M. Kartosuwiryo</a> dan di Sulawesi Selatan dan Aceh yang dipimpin oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kahar_Muzakar" title="Kahar Muzakar">Kahar Muzakar</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daud_Beureueh" title="Daud Beureueh">Daud Beureueh</a>. Pada awal tahun 1950 pasukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan_Perang_Ratu_Adil" title="Angkatan Perang Ratu Adil">Angkatan Perang Ratu Adil</a> (APRA) yang dipimpin Kapten <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raymond_Westerling" title="Raymond Westerling">Raymond Westerling</a> menyerbu kota <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bandung" title="Bandung">Bandung</a>. Untuk menghadapinya, empat kompi Mobrig dikirim untuk menumpasnya.<br />
Mobrig bersama pasukan TNI juga dikerahkan pada April 1950 ketika <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Azis" title="Andi Azis">Andi Azis</a> beserta pengikutnya dinyatakan sebagai pemberontak di Sulawesi Selatan. Kemudian ketika <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dr._Soumokil" title="Dr. Soumokil">Dr. Soumokil</a> memproklamirkan berdirinya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/RMS" title="RMS">RMS</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_April" title="23 April">23 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1950" title="1950">1950</a>, kompi-kompi tempur Mobrig kembali ditugasi menumpasnya.<br />
Pada tahun 1953, Mobrig juga dikerahkan di Kalimantan Selatan untuk memadamkan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Hajar" title="Ibnu Hajar">Ibnu Hajar</a>. Ketika <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Revolusioner_Republik_Indonesia" title="Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia">Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia</a> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PRRI" title="PRRI">PRRI</a>) diumumkan pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Februari" title="15 Februari">15 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1958" title="1958">1958</a> dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syafruddin_Prawiranegara" title="Syafruddin Prawiranegara">Syafruddin Prawiranegara</a>
sebagai tokohnya, pemerintah pusat menggelar Operasi Tegas, Operasi
Saptamarga dan Operasi 17 Agustus dengan mengerahkan Mobrig dan melalui
pasukan-pasukan tempurnya yang lain. Batalyon Mobrig bersama
pasukan-pasukan TNI berhasil mengatasi gerakan koreksi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PRRI" title="PRRI">PRRI</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat" title="Sumatera Barat">Sumatera Barat</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Timur" title="Sumatera Timur">Sumatera Timur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau" title="Riau">Riau</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu" title="Bengkulu">Bengkulu</a>.<br />
Dalam Operasi Mena pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Maret" title="11 Maret">11 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1958" title="1958">1958</a> beberapa kompi tempur Mobrig melakukan serangan ke kubu-kubu pertahanan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Permesta" title="Permesta">Permesta</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah" title="Sulawesi Tengah">Sulawesi Tengah</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maluku" title="Maluku">Maluku</a>.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Berganti_nama_menjadi_Brimob">Berganti nama menjadi Brimob</span></h3>
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 282px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Brimob-motorunit.jpg&filetimestamp=20070716143453"><img alt="" class="thumbimage" height="193" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/84/Brimob-motorunit.jpg/280px-Brimob-motorunit.jpg" width="280" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Brimob-motorunit.jpg&filetimestamp=20070716143453" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf8/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Brimob - Unit Penyergap Bermotor</div>
</div>
</div>
Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/14_November" title="14 November">14 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1961" title="1961">1961</a> bersamaan dengan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, satuan Mobrig berubah menjadi <b>Korps Brigade Mobil</b> (Korps Brimob).<br />
Brimob pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi" title="Konfrontasi">Konfrontasi</a> dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a> tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1963" title="1963">1963</a> dan aneksasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Timur" title="Timor Timur">Timor Timur</a> tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1975" title="1975">1975</a>. Brimob sampai sekarang ini kira-kira berkekuatan 30.000 personel, ditempatkan di bawah kewenangan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepolisian_Daerah" title="Kepolisian Daerah">Kepolisian Daerah</a> masing-masing <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi" title="Provinsi">provinsi</a>.<br />
Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).<br />
Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi militer
para yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan militer.
Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel. Brigade ini fungsi
utamanya adalah sebagai korps elite untuk menanggulangi situasi darurat,
yakni membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan
dengan tingkat intensitas tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan
peledak dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat. Mereka
diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik, dan telah
dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka telah
dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa. Semenjak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Mei_1998" title="Kerusuhan Mei 1998">huru-hara</a>
yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini
telah menerima latihan anti huru-hara khusus.Dan terus menerus melakukan
pembaharuan dalam bidang materi pelaksanaan Pasukan Huru-Hara(PHH).<br />
Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan
operasi lintas udara. Dan juga sekarang sudah melakukan pelatiahan
SAR(Search And Rescue)<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Brimob_dalam_peristiwa">Brimob dalam peristiwa</span></h2>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Pendaratan_di_Irian_Barat">Pendaratan di Irian Barat</span></h3>
Korps Brimob Polri mempesiapkan sejumlah Resimen Tim Pertempuran
(RTP)di pulau-pulau di Provinsi Maluku yang terdekat dengan Irian Barat
sebagai respon atas perintah Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat
dari tangan Belanda. Perintah Bung Karno itu dikenal sebagai Tri
Komando Rakyat (Trikora). Dalam operasi ini Korps Brimob bergabung dalam
Komando Mandala pimpinan Mayjen Soeharto. Satu tim Brimob pimpinan
Hudaya Sumarya berhasil mendarat di Fak-Fak Irian Barat menggunakan
sebuah speedboat. Dari Fak-Fak pasukan ini menusuk masuk ke pedalaman
Irian Barat untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Pada masa olah
Yudha sebelum pendaratan di Papua, Brimob sempat dimasukkan kedalam
daftar unit untuk operasi Naga, tetapi kemudian di batalkan mengingat
terbatasnya kualitas Parasut yang dimiliki anggota Brimob saat itu.
Operasi Naga akhirnya dilakukan oleh RPKAD dibawah komando Jend (purn)
Benny Moerdani yang kemudian mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari
Presiden Soekarno.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Peristiwa_G-30-S">Peristiwa G-30-S</span></h3>
Pada hari-hari setelah peristiwa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/G-30-S" title="G-30-S">G-30-S</a>,
Brimob tetap netral. Hal ini membingungkan banyak pihak, karena pada
September 1965 Brimob adalah unsur yang sangat dekat dengan Amerika.
Karena sikap ini, sebagian pengamat menganggap Brimob sebagai unsur yang
setia kepada Presiden Soekarno.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Timor_Timur">Timor Timur</span></h3>
Pada pembebasan Timor Timur tahun 1975 Brimob membentuk satu
detasemen khusus untuk bergabung dalam Operasi Seroja, bergabungan
dengan pasukan ABRI lainnya. Detesemen khusus ini diberinama Detasemen
Khusus (Densus) Alap-alap. Personil Densus Alap-alap terdiri dari mantan
anggota Menpor (Resimen Pelopor). Resimen Pelopor merupakan kesatuan
khusus Brimob, yang berkualifikasi Ranger. Resimen ini dibubarkan tahun
1974 setelah ikut malang melintang dalam beberapa operasi pertempuran,
di antaranya dalam Operasi Trikora di Irian Barat dan Dwikora atau
Ganyang Malaysia.<br />
Densus Alap-alap bertugas sebagai pasukan pembantu (supporting) untuk
memperkuat posisi yang direbut oleh pasukan ujung tombak yaitu RPKAD.
Densus Alap-alap ini dibagi dalam tim-tim kecil yang merupakan tim
gabungan TNI/Polri.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Peristiwa_Binjai">Peristiwa Binjai</span></h3>
Semenjak Polri dipisahkan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia" title="Tentara Nasional Indonesia">Tentara Nasional Indonesia</a>,
peristiwa bentrok antara Polri dan TNI (terutama TNI-AD) kerap terjadi.
Satu peristiwa bentrok TNI-AD dan Polri dalam hal ini Brimob adalah
peristiwa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Binjai" title="Binjai">Binjai</a> pada tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_September" title="30 September">30 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2002" title="2002">2002</a>. Insiden ini melibatkan unit infanteri <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lintas_Udara_100/Prajurit_Setia" title="Lintas Udara 100/Prajurit Setia">Lintas Udara 100/Prajurit Setia</a> dengan korps Brimob <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polda_Sumut" title="Polda Sumut">Polda Sumut</a>
yang sama-sama bermarkas di Binjai. Banyak pihak merasa kejadian
bentrok TNI-POLRI adalah manifestasi politik adu domba yang dilakukan
pihak asing untuk memperlemah kesatuan dan persatuan lembaga
kepemerintahan RI. Melihat gelagat tersebut, Bapak Jenderal Polisi
Soetanto telah mengusulkan kemungkinan penyatuan kembali matrikulasi
akademi militer dan kepolisian. Hal ini diharapkan agar dapat
meningkatkan persaudaraan dan kohesifnes daripada undur aset unsur
bersenjata NKRI.<br />
Dalam insiden dini hari tersebut pertama hanya dipicu oleh keributan
kecil antara oknum prajurit unit Linud 100/PS dengan oknum kesatuan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polres_Langkat&action=edit&redlink=1" title="Polres Langkat (halaman belum tersedia)">Polres Langkat</a>. Namun kemudian, insiden pecah menjadi bentrok senjata antara Polres Langkat ditambah Brimob melawan Linud 100/PS.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pelopor">Pelopor</span></h2>
Keuntungan utama membentuk pasukan khusus pada masa konflik adalah
pasukan bisa langsung diuji coba di medan pertempuran sebenarnya.
Pasukan Brimob Rangers ini menjalani test mission di kawasan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cibeber" title="Cibeber">Cibeber</a>, Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>
pada tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi
penghadangan oleh gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur
anti gerilya teruji dalam test mission ini. Namun demikian, dalam test
mission ini akhirnya ada juga anggota Rangers yang tidak siap mental
dalam bertempur dan mereka akhirnya harus keluar dari pasukan.<br />
Penugasan resmi operasi militer <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brimob" title="Brimob">Brimob</a>
Rangers adalah dalam Gerakan Operasi Militer IV di kawasan Sumatera
Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Dalam GOM IV ini pasukan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brimob" title="Brimob">Brimob</a>
Rangers menjadi bagian dari Batalyon Infanteri Bangka-Belitung pimpinan
Letkol (Inf) Dani Effendi. Penugasan ke Sumatera ini dalam supervisi
langsung dari Letjen Ahmad Yani. Pasukan Rangers mempunyai tugas khusus
menangkap sisa-sisa pasukan PRRI yang masih bergerilya di hutan Sumatera
pimpinan Mayor Malik.<br />
Pasukan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brimob" title="Brimob">Brimob</a> Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pelopor" title="Pelopor">Pelopor</a>
pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai
dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama Indonesia bagi
satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima
senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan
selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam
rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil
mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran
dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam
konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964. Pada masa ini pasukan
Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan unit elite SAS dari Inggris.<br />
Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan
kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu itu
adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Resimen_Pelopor&action=edit&redlink=1" title="Resimen Pelopor (halaman belum tersedia)">Resimen Pelopor</a>
(Menpor) dengan markas di Kelapa Dua Cimanggis. Pada saat persiapan
Operasi Seroja tahun 1975, pasukan ini dimobilisasi dan dimasukkan dalam
pasukan khusus Detasemen Khusus Alap-alap. Namun, karena sebagian besar
anggota Menpor yang masuk dalam Densus Alap-alap sudah bertugas sebagai
polisi umum dan tidak pernah lagi berlatih sebagai pasukan komando,
maka insting pasukan komando mereka jauh berkurang. Akibatnya banyak
anggota Menpor yang gugur dalam pertempuran di Timor-Timur saat Operasi
Seroja. Sayangnya pada masa inilah pasukan ini dikenang, sehingga
kejayaan mereka saat menumpas DI/TII dan PRRI-Permesta, serta penyusupan
ke Papua dan Malaysia seolah hilang sama sekali. Oleh karena itu,
Brimob Ranger/Resimen Pelopor seolah terlupakan dari sejarah militer
Indonesia. Padahal salah satu mantan Komandan Resimen Pelopor adalah
Kapolri yang populer yaitu almarhum Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Gegana">Gegana</span></h2>
<div class="dablink noprint">
<img alt="!" height="20" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svg/20px-Crystal_Clear_app_xmag.svg.png" width="20" />Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gegana" title="Gegana">Gegana</a></div>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 302px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Gegana1-CQB.jpg&filetimestamp=20070210111051"><img alt="" class="thumbimage" height="211" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/ff/Gegana1-CQB.jpg/300px-Gegana1-CQB.jpg" width="300" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Gegana1-CQB.jpg&filetimestamp=20070210111051" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf8/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Personel Gegana Brimob bersenapan serbu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Steyr_AUG" title="Steyr AUG">Steyr AUG</a> dalam latih tempur CQB.</div>
</div>
</div>
Gegana adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini
mulai ada sejak tahun 1976, meski ketika itu baru berupa detasemen. Baru
pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa
kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan
menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang
berubah nama Sat I Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teror" title="Teror">teror</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/SAR" title="SAR">SAR</a> dan jihandak (penjinakan bahan peledak).<br />
Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga
tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu. Gegana tidak memiliki <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batalyon" title="Batalyon">Batalyon</a> atau pun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kompi" title="Kompi">Kompi</a>.
Kesatuan yang lebih kecil dari resimen adalah detasemen. Setelah itu
subden dan yang paling kecil adalah unit. Satu unit biasanya terdiri
dari 10 orang. Satu subden 40 orang, dan satu detasemen beranggotakan
280-an orang.<br />
Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari
sepuluh personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang
memiliki kemampuan khusus. Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan
khusus yang lebih tinggi di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan
dua lagi ahli teror. Kedua orang itu disebut operator satu dan operator
dua. Yang lainnya mendukung.<br />
Misalnya untuk teror: operatornya harus memiliki keahlian menembak
jitu, harus memiliki kemampuan negosiasi, ahli dalam penggebrekan dan
penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi
Gegana pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan
menyeretnya ke pengadilan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang
mengancam jiwa orang yang diteror, barulah terpaksa ada penembakan.
Sementara untuk SAR, dituntut memiliki kemampuan dasar seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selam" title="Selam">menyelam</a>, repling, jumping, menembak, juga <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/P3K" title="P3K">P3K</a>.<br />
Demikian pula, operator jihandak harus memiliki keahlian khusus di
bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan
terhadap bom. Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk
menangani setiap jenis bom, termasuk waktu yang dibutuhkan. Kepada
anggota Gegana jenis-jenis bom tersebut dan cara-cara menjinakkannya,
termasuk risiko-risikonya, sudah dijelaskan.<br />
Gegana baru punya tiga kendaraan taktis <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=EOD&action=edit&redlink=1" title="EOD (halaman belum tersedia)">EOD</a> (<i>explosive ordinance disposal</i>)
yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Padahal seharusnya, setiap
unit memiliki satu kendaraan taktis. Selain di Gegana, kendaraan EOD
masing-masing satu unit ada di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polda_Jawa_Barat" title="Polda Jawa Barat">Polda Jawa Barat</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>. Jadi se-Indonesia baru ada enam unit.<br />
Dengan merosotnya pamor Amerika Serikat di dunia, pemerintah Amerika
berupaya untuk menggalang dukungan politis dari berbagai negara Asia.
Salah satu cara Amerika Serikat mencari dukungan ke Indonesia adalah
dengan kerjasama anti terror yang meningkat antara kedua belah pihak.
Dapat dilihat di periode 2003-2008, teknik dan takti dari Densus-88
semakin mirip dengan teknik dan taktik FBI HRT (Hostage rescue
team)Selain itu peralatan yg digunakan oleh Densus-88 juga sama dengan
pasukan FBI. Contoh peralatan yang sama adalah senapan serbu AR-15
dengan M-68 sight optik dan kolapsible stock (tipe CQB) Ladder entry
teknik, kevlar helmet dll. Sampai saat ini Densus-88 berkonsentrasi
untuk pengejaran dan penangkapan terroris yang relatif berkemampuan
tempur rendah, sementara pertempuran spesial seperti Pembajakan pesawat
dan pembebasan presiden dari penyanderaan masih ditangani oleh unsur
TNI. Adapun topik pemberantasan teroris di Indonesia telah menjadi salah
satu topik pembicaraan hangat di Trunojoyo III dan Cilangkap mengenai
pembagian tugas di dalam pelaksanaan counter terror. POLRI memang telah
mendapatkan mandat UU untuk memerangin teror di dalam negeri, tetapi
para banyak kalangan merasa POLRI belum dapat beroperasi secara
independent untuk memerangi teroris tanpa bantuan unsur luar (FBI dan
Australian Federal Police) sehingga para pengamat merasa sangat lebih
baik bila POLRI bergabung bersama TNI daripada menerima bantuan dari
pihak luar. Sementara itu para pengamat juga merasa bahwa pihak luar
melakukan "quota" dari segi ilmu yang dibagi kepada Densus-88, salah
satu cntoh adalah ditolaknya program pengembangan penembak runduk/jitu
Brimob oleh markas FBI di Washington DC dengan alasan bahwa ilmu
penembak jitu jarak jauh dapat di aplikasikan sebagai alat pelanggar hak
asasi manusia (Opressive force)<br />
Komando tertinggi setiap operasi Gegana langsung berada di bawah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kapolri" title="Kapolri">Kapolri</a> yang dilaksanakan oleh Asop Kapolri.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sat_Brimob_Daerah">Sat Brimob Daerah</span></h2>
<div align="left" style="-moz-column-count: 3; -moz-column-gap: 10px; -webkit-column-count: 3; -webkit-column-gap: 10px; column-count: 3; column-gap: 10px;">
<ol>
<li>Sat Brimob Polda Aceh</li>
<li>Sat Brimob Polda Sumatera Utara</li>
<li>Sat Brimob Polda Riau</li>
<li>Sat Brimob Polda Kepulauan Riau</li>
<li>Sat Brimob Polda Sumtera Barat</li>
<li>Sat Brimob Polda Jambi</li>
<li>Sat Brimob Polda Bengkulu</li>
<li>Sat Brimob Polda Sumatera Selatan</li>
<li>Sat Brimob Polda Lampung</li>
<li>Sat Brimob Polda Metro</li>
<li>Sat Brimob Polda Jawa Barat</li>
<li>Sat Brimob Polda Banten</li>
<li>Sat Brimob Polda Jawa Tengah</li>
<li>Sat Brimob Polda Daerah Istimewa Yogyakarta</li>
<li>Sat Brimob Polda Jawa Timur</li>
<li>Sat Brimob Polda Bali</li>
<li>Sat Brimob Polda Nusa Tenggara Barat</li>
<li>Sat Brimob Polda Nusa Tengggara imurT</li>
<li>Sat Brimob Polda Kalimantan Barat</li>
<li>Sat Brimob Polda Kalimantan Tengah</li>
<li>Sat Brimob Polda Kalimantan Selatan</li>
<li>Sat Brimob Polda Kalimantan Timur</li>
<li>Sat Brimob Polda Sulawesi Utara</li>
<li>Sat Brimob Polda Gorontalo</li>
<li>Sat Brimob Polda Sulawesi Tengah</li>
<li>Sat Brimob Polda Sulawesi Tenggara</li>
<li>Sat Brimob Polda Sulawesi Selatan-Barat</li>
<li>Sat Brimob Polda Maluku</li>
<li>Sat Brimob Polda Maluku Utara</li>
<li>Sat Brimob Polda Papua</li>
<li>Sat Brimob Bangka Belitung</li>
</ol>
</div>
kristiyono_sakra2http://www.blogger.com/profile/02977819303720813763noreply@blogger.com0